Kamis, 10 Januari 2008

KISI KISI HATI

Dendang Pohon Bambu yang menyalak terterpa angin pagi ini meninggalkan goresan yang berbekas di tiap ruasnya, bunyinya tidak lagi berirama...Ada jengah yang tertahan manakala tetes embun beranjak pergi, terbang melayang bersama damainya dawai nurani yang seolah telah pergi meninggalkan sisi sisi cerita yang belum selesai..

Entah berapa lama lagi Dia kan bertahan, bersenandung Lirih, mendekap sisa sisa cintanya yang terbuang..

Rabu, 09 Januari 2008

Biarkan Senandungnya Mengalun

Waktu Hujan baru aja turun, seringainya tertahan, seolah resah yang tertanam dalam kelopak mata hatinya tak pernah surut..
Bimbang dengan derai hujan yang kian deras saja, Kau tercenung tak bergeming,diantara seribu bayang masa lalu yang menyeret kakimu tuk berada disini, ditemaram,disudut sepi...
Ketika kelopak Engkau kedipkan dengan irama senda gurau yang biasa engkau mainkan, membuatku sedikit jengah..Mungkinkah Engkau kan mainkan lagi nyanyian dedaunan saat kibas sayap hari tlah merangkak membumbung tinggi..di Ketinggian Hatimu, di kekosongan dan ketegaran hasratmu tuk terus mengais harapan dan impian tentang masa depan...
Jangan padamkan Sorot matamu yang indah, agar aku senantiasa dapat melihat bulat dan bening matamu...
Rebahlah di Bahu senja,...aku kan slalu disana...

MELEPAS KISAH SEMUSIM


Gerimis mulai turun membasahi Sore yang mulai dingin, Saharamasih mendekap erat tasnya dan bersandar di tepi bangunan Toko buku yang baru saja ia masuki. Ada jengah yang Tiba tiba datang menyergap hatinya yang sepi. Ia gigit bibirnya yang tipis mencoba menghempaskan bayangan masa lalu yang tiba tiba datang menyelimuti pikirannya. Akh..kenapa semuanya harus seperti ini? Lidahnya terasa keluh bila mengingat masa yang sudah lewat satu tahun lalu. Bingkai manis dari perjalanannya masih saja menghiasi benaknya. Tatapan Sahara mulai kosong. Sementara hujan turun kian deras saja. Percikan air hujan mencoba menjamah ujung sepatunya. Membuat gadis itu beringsut dan merapatkan tubuhnya lebih dekat lagi ke tembok. Biar saja semuanya mengalir seperti rinai hujan yang turun dengan deras sore ini, biarlah kesedihan akan terbasuh dengan sejuknya udara sore ini. Pikirnya lagi…..Toh Hidup tidak harus kembali ke masa lalu, biarlah semuanya menjadi kenangan yang tertinggal di jejak langkahnya yang semakin dewasa menapaki hidup ini, Ia mencoba untuk melupakan semuanya …Sahara membelalakkan mata indahnya untuk mengusir bayangan Zemy yang kerap muncul…sementara itu di ujung jalan sana sekelompok pengamen bernyanyi.lagu dari anak anak muda asal kota bandung yang sedang top saat ini Peter Pan membawa alam pikirannya kembali kemasa tiga tahun yang lalu..
Waktu terasa semakin berlalu tinggalkan cerita tentang kita
Akan tiada lagi kini tawamu tuk hapuskan semua sepi dihati
Adacerita tentang aku dan dia, dan kita bersama saat dulu kala
Adacerita tentang masa yang indah saat kita berduka saat kita tertawa…..
Teringat disaat kita tertawa bersama ceritakan semua tentang kita…..
Pengamen itu bernyanyi dengan suara lantang memecah hujan yang deras…sepertinya pengamen itupun tengah melepaskan belenggu yang menyelimuti dirinya?...Sahara Diam,memperhatikan tingkahnya?..ternyata hidup itu unik,banyak hal yang terjadi datang dan menimpa setiap orang. Bergulir seperti titik hujan yang jatuh dari atas dan mengalir terbawa arus. Setahun sudah Sahara dalam kesendirian, mencoba untuk menapaki perjalanan waktunya dengan kesibukan agar ia bisa melupakan Zemy. Tapi entah kenapa sore itu ia kembali teringat akan kenangan manis yang pernah ia lalui bersama laki laki itu?.mungkinkah ini pertanda bahwa ia memang tidak bisa melupakan sosok yang sudah begitu baik yang tidak pernah menuntutnya menjadi sahara yang lain?,Zemy memang bukan Sam,atau Digo yang selalu menjadi perhatian gadis gadis dikampusnya. Zemmy memang berbeda, cowok itu sama sekali bukan tipe cowok yang pantas diperebutkan mahasiswi dikampus. Bahkan cowok itu bukan sosok cowok gaul. Tapi entah kenapa dulu sahara suka dengan sikapnya. Perkenalan yang tidak sengaja itu berlanjut menjadi jalinan cerita yang sama sekali tidak ia duga. Sahara masih ingat ketika siang itu,sewaktu pulang kuliah seperti biasanya ia menunggu angkutan umum yang mangkal di halte dekat kampusnya. Siang yang terik,matahari memancarkan panasnya. Gadis itu berjalan gontai melewati koridor kampus menghindari sengatan matahari yang mencoba menjamah tubuhnya. Musim kemarau yang menjengkelkan,betapa tidak setiap hari ia harus berpanas panas pulang dari kampus membuat kulitnya yang putih sedikit terbakar tersengat matahari . Sebenarnya Mama tidak mengijinkan dirinya bila kuliah dengan naik angkutan umum, hanya saja sahara tetap ngotot untuk tidak membawa mobil. “ sara sayang… kenapa kamu nggak pakai mobil saja berangkat kuliah?” pertanyaan itu selalu keluar dari mulut mamanya. Sahara selalu menarik garis bibirnya keatas bila pertanyaan itu terlontar dari mamanya. “ enggak ah ma, Sara lebih suka naik kendaraan Umum, lebih enak kok” begitu jawaban yang selalu ia lontarkan bila mamanya sudah menyinggung masalah itu. “ kamu itu persis Papamu dulu, memangnya kenapa kalo kamu bawa mobil?,malu sama teman temanmu?’’ ‘’ bukan begitu ma, Cuma risih aja kalo bawa mobil, lagipula banyak kok teman teman sara yang naik kendaraan umum…” “ iya tapi kan kamu lebih aman kalo bawa kendaraan sendiri?’’ sahut Mama, guratan dikeningnya nampak terlihat kawatir bila sesuatu yang buruk akan terjadi dengan putrinya itu. “ mama tenang aja oke? Sara bisa jaga diri kok Ma” jawabnya sambil memoles roti dengan selai. Kemudian memakannya perlahan. Kalau sudah begitu mamanya hanya menggeleng dengan sikap anaknya itu. Entah mengapa sejak semua kakak kakaknya sudah tidak tinggal bersama mereka lagi, mama selalu mengawatirkan dirinya. Bahkan terkadang mama terlalu memanjakan dirinya. Atau mungkin saja mamanya tidak ingin dia pergi meninggalkan mama kesepian sejak kakak kakaknya menikah. Akh Mama memang wanita yang paling baik bathin Sahara setiap kali melihat mamanya sibuk sendiri. Entah dengan apa ia harus membalas budi mamanya. Sering Sahara diam diam mencium pipi mamanya itu.memeluk dari belakang dengan erat seakan tidak ingin berpisah dengan orang yang sangat dicintainya itu. Mama sudah memberinya kehidupan,mama yang sudah memberikan kasih sayangnya yang tidak terbatas. Ada setangkup haru bila ia mengingat kebaikan mamanya selama ini. Terkadang muncul perasaan ingin membahagiakan mama dengan menuruti keinginannya untuk kuliah membawa mobil yang tersimpan digarasi karena jarang dipakai sejak papa pensiun. Salah satu mobil kepunyaan papa yang jarang sekali dipakai,sejak Mas Abim kakak tertua Sahara menikah. Kondisi mobil itu masih bagus karena papa selalu merawat benda yang sudah puluhan tahun dimilikinya itu. Laki laki perkasa begitu Sahara menjuluki Papanya. Papa memang sangat disiplin terhadap anak anaknya. Sikap itulah yang banyak tertanam dalam diri kakak kakaknya.namun tidak sama halnya dengan Sahara. Entah mengapa gadis itu lebih suka menjadi dirinya sendiri ketimbang menuruti aturan aturan papa. Untung saja papanya mengerti dengan sikapnya itu. Sehingga papa selalu percaya kepadanya. Termasuk keinginannya untuk selalu hidup sederhana. Walau keluarganya termasuk keluarga yang beruntung hidup serba berkecukupan,tapi tidak membuat gadis itu jadi sombong dan lupa diri. Itu yang membuat papanya bangga terhadap dirinya. “ harta hanya titipan dari Tuhan, tidak ada yang abadi dalam hidup ini, jadi papa harap kamu juga harus bisa mawas diri,termasuk dalam bergaul sara..” begitu petuah Papa suatu ketika saat mereka sedang berkumpul diruang keluarga sambil menonton TV. “ iya Pa Sara paham kok, jika kita menginginkan sesuatu kita harus berusaha untuk meraihnya kan? Bukan mengandalkan orang lain? “ jawab sahara sambil bergayut manja dilengan papanya yang kekar. Papa tersenyum dan mengacak rambutnya.” Papa ingin kamu jadi orang yang selalu bisa mensyukuri apa yang sudah diberikan Tuhan untuk kita…” ujar papa lagi.” Iya Pa Sara juga selalu bersyukur dan berterima kasih karena sudah diberikan Papa dan Mama yang sayang sama Sara…” balas Sahara tersenyum.” Makanya kenapa Sara gak mau pake mobil Papa …,Sara ingin mandiri gak tergantung sama Papa dan Mama..”lanjutnya lagi “ Iya tapi kan kamu juga harus hati hati menjalani hidup ini Sara..jangan sampai salah melangkah” timpal Mama sembari memberikan gelas kopi kearah papa. Sahara kembali tersenyum mendengar nasehat mamanya itu. Sahara janji Ma tidak akan mengecewakan mama dan papa ucap hati kecilnya. Begitu banyak hal dalam hidup ini yang harus ia jalani,termasuk untuk hidup sederhana. Tapi terkadang ada perasaan jengkel juga bila harus pulang dibawah terik matahari. Seperti hari itu sahara harus rela berpanas menunggu angkutan umum di halte. Butiran keringat mulai keluar dari pori pori tubuhnya. Sesekali terpaan angin mengibas rambutnya yang sebatas bahu. Siang itu keadaan di halte sepi sekali, tidak biasanya seperti itu. Atau karena terik jadi orang orang enggan bila harus berpanas panas menunggu angkot. Sahara termangu menatap aspal dan tidak menghiraukan lalu lalang kendaraan yang padat siang itu. Benaknya mulai melayang tak tentu, membayangkan betapa enaknya minum susu diberi gumpalan es,Hm..sambil merebahkan diri di tempat tidur,dikamar favoritenya. Wow pasti segar sekali rasanya. Sahara mulai menelan ludah membayangkan minuman kegemarannya tersebut. Matanya sesekali terpejam. Seolah tidak menghiraukan sengatan matahari,selagi asyik membayangkan minuman kesayangannya tiba tiba ia merasakan kesakitan yang luar biasa. Sepertinya ada beban yang lumayan berat yang jatuh diatas kakinya. Spontan ia menjerit. “ Aw…aduh ..!” ringis gadis itu membuka kelopak matanya. Begitu matanya terbuka sesosok cowok sudah berdiri di dekatnya dengan perasaan bersalah. “ maaf… maaf aku gak sengaja menginjak kakimu..” ucapnya penuh penyesalan.” Kalo jalan lihat jalan donk! Masa nginjek kaki orang seenaknya? Sakit Tau!” umpat Sahara marah sambil meringis menahan sakit. Matanya melotot kearah cowok tersebut.” Maaf ..aku sungguh sungguh gak lihat kamu, kalo memang kakimu luka biar aku antar ke rumah sakit…” “ gak Usah!” sahut sahara cepat,mencibir. Melihat hal itu cowok tersebut mengembangkan senyum kecil.” Knapa? Kamu kira lucu?” ketus sahara tidak senang dengan sikap cowok yang sudah menginjak kakinya “ tadi aku buru buru mau ambil motorku di bengkel sebelah kampus,karena silau matahari mataku aku pejamkan sebentar, tapi tau tau aku sudah menginjak kakimu,maafkan aku lagi ya,” kata cowok itu datar tanpa ekpresi,hanya ujung bibirnya yang sedikit tertarik keatas mencoba tersenyum ramah.Sahara diam lalu memalingkan wajahnya ke arah lain. Hatinya masih dongkol dengan kejadian barusan. “ namaku zemmy gimana kalo aku traktir minum Milo sebagai permohonan maaf?” Sahara diam tanpa reaksi, hanya pikirannya segera terbayang minuman yang setiap habis kuliah selalu ia teguk di McD yang ada di seberang jalan.” bagaimana?” ulangnya. Sahara menoleh kearah cowok tersebut, tatapan matanya itu mengisyaratkan permohonan kesediaannya. Sejurus kemudian sahara mengangguk.karena bayangan segelas Milo dingin begitu menggiurkannya. Cowok itupun tersenyum. Kemudian menebarkan mata ke sekelilingnya dan melambaikan tangan memberi isyarat hendak menyeberang. Merekapun menyeberangi jalan itu,kemudian masuk di Mc Donald, lalu dengan ramah cowok tersebut menyilahkan Sahara duduk,lantas ia bergegas memesan dua gelas milo dingin.” Maaf kamu tadi belum menyebutkan namamu siapa?” ujarnya mengawali percakapan setelah meletakkan dua gelas milo yang dipesan tadi.” Namaku Sahara.” Sahara menjawab tanpa ekpresi.jemari tangannya mulai sibuk mengaduk isi gelas agar dinginnya merata.” Kamu kuliah jurusan apa?’’ “ memangya kenapa?” balas sahara penuh selidik.” Gak papa Cuma tanya aja” jawabya salah tingkah, sahara tersenyum kecil sambil membuang pandangan matanya ke jalan. Sikap yang ramah itulah yang membuat sahara terkesan dengan zemmy cowok yang akhirnya dekat dengannya dua tahun yang lalu.banyak sudah penggalan penggalan kisahnya terukir dalam perjalanan waktu yang membuatnya semakin sulit untuk melupakan sosok zemmy dalam kelopak matanya. Sorot matanya yang tajam,tapi teduh. Itu salah satu kelebihan yang dipunyai cowok itu,meskipun wajahnya biasa biasa saja. Dan itu sempat membuat Sally temannya bertanya heran, kenapa Ia bisa jatuh cinta dengan cowok tersebut.” Kamu gak salah pilih Sar?” kata sally sambil membanting tubuhnya diatas sofa. Sahara yang duduk disebelahnya diam tanpa menoleh.” Kamu itu cantik, kok bisa sih jatuh cinta dengan Dia?” sambung sally lagi.” Iya dia memang gak cakep seperti Digo idolamu itu, kamu belum tau sih….dia itu baik banget..” jawab Sahara santai” Cuma baik?, jaman sekarang uda gak musimnya Cuma mengandalkan kebaikan aja, tapi tongkrongan donk! “ “ Itukan kamu?” “ uda lupain aja, masih banyak kok cowok yang cakep’” “ kamu kok repot si Sal ?,” Nada suara Sahara terdengar ketus menanggapi ocehan sahabat karibnya itu.:” lha iya donk Sar…! Coba kamu pikir de Edo yang sejak kita SMA dulu naksir berat sama kamu, tapi kamu tolak,masih ingat kan? Dia itu cakep tongkrongannya asyik, coba kurang apa dia? “ cerocos Sally mengungkit kisah lama mereka saat masih di SMA dulu. Edo yang selalu jadi juara kelas yang juga menjadi idola di SMAnya.” Bodoh!” Sahara Beranjak meninggalkannya “ sar Tunggu…coba pertimbangkan baik baik ya Non…Edo jauh lebih baik dari Zemy..” sambung sally mengekor kemana Sahara pergi.” Kalo gitu kenapa bukan kamu aja yang pacaran dengannya?” jawab Sahara sekenanya.” Yeee…aku memang naksir sama dia tapi cintanya Cuma buat kamu?...” “ makan tuh cinta!” SAHara langsung tergelak setelah mengucapkan kata kata itu. Sally memang orang yang paling repot mengurusi dirinya. Sifatnya yang centil,ceplas ceplos dan selalu bisa bikin rame seisi rumah. Hampir disetiap masalahnya Sally selalu terlibat di dalamnya. Dan anehnya bila sehari saja anak itu gak muncul rasanya jadi sepi,karena gak ada celotehnya. Ada saja yang dikomentarinya mulai dari soal penampilan,cowok yang ditaksir,sampai hal hal yang berbau pribadi tidak luput dari obrolannya. Dan Herannya lagi Gadis itu getol sekali menjodohkan dirinya dengan Edo. Ada apa sih sebenarnya? Bathin sahara selalu bertanya.jangan jangan mereka sekongkol nih? Pertanyaan itu kerap muncul dibenaknya. Habis Sally paling antusias kalo sudah ngomongin Edo. tapi bagaimanapun juga Sahara tidak akan bergeming sampai kapan pun titik. walaupun kini mereka telah lulus sekolahpun Edo masih saja nguber nguber dirinya. Bodoh akh! Sahara memang tidak suka karena menurutnya Edo itu cowok egois dan mau menang sendiri, sok jadi pelindung padahal pengecut. Itu yang membuatnya malas untuk menerima cintanya. Sahara tidak butuh tipe cowok seperti itu, lagipula pasti banyak sakit hatinya kalo jalan dengan dia, karena banyak gadis gadis yang suka kepadanya. Jadi daripada sakit hati mending nggak de.! Begitu Sahara membathin.lain halnya dengan Zemy meskipun dia biasa saja tapi dia pandai sekali menyenangkannya. Perhatian yang tulus dan sepenuh hati mencintainya.itu yang membuat Sahara semakin tidak ingin berpisah dengannya.tidak ada cowok yang begitu perhatian dan begitu menyayangi dirinya seperti Zemy.disela kesibukannya melukis dia selalu menyempatkan waktu untuk dirinya. Menjemput dan mengantarnya pulang atau sekedar keliling kota dengan sepeda motor menelusuri sepanjang jalan sambil bersenda gurau. Zemy memang beda. Itulah kata kata yang sering terucap dari bibirnya bila Sally bertanya tentang Dia. Dikalangan fakultasnya Zemy cukup dikenal karena terlibat dengan senat mahasiswa untuk jurusan Seni rupa di kampus mereka. Sementara Sahara sendiri mengambil jurusan design grafis.jadi perbedaannya tidak jauh jauh amat , tapi kenapa semuanya cepat berlalu?saat semuanya terasa indah?ya Tuhan mengapa semuanya terjadi seperti ini . Mengapa Engkau pisahkan aku dengannya? Bibir Sahara keluh,sudut matanya mulai mengalir air bening, akh…Ia tak kuasa menahan kesedihan. Betapa ia telah kehilangan orang yang begitu dicintainya. Setahun sudah hari harinya berlalu sepi tanpa orang yang begitu disayanginya itu. Hujan kian deras saja, butirannya mulai menjamah tubuhnya yang sedari tadi berdiri rapat dipinggir tembok. Sahara menyeringai, tersadar dari lamunannya. Entah sudah berapa lama ia melamun kembali ke masa silam?...sore kian kelam.sementara udara semakin dingin saja Sahara makin mendekap tasnya rapat karena dingin mulai menusuk tulangnya.lalu menyapu air mata yang mulai mengalir perlahan dengan jemarinya. Dari seberang jalan seorang bocah yang menawarkan payung menghampirinya. Tubuhnya sudah basah kuyub oleh guyuran hujan yang deras sore itu. Sahara melambaikan tangan memanggilnya.”antar mbak keseberang ya?” pintanya. Bocah kecil tersebut mengangguk sambil tersenyum memamerkan barisan giginya yang berjejer rapih. Setelah menyetop angkot dan memberi uang kepada bocah penyewa payung itu Sahara naik dan segara ingin tiba dirumah.
***********
Kriiiiiinnngggg. Dering telepon berdering keras diatas meja disebelah tempat tidur Sahara. Rasa kantuk yang teramat sangat masih ia rasakan membuatnya ogah ogahan mengangkat gagang telpon. “ halllooooo Saar kamu kemana aja? Udah empat hari kita gak ketemu, ada apa sih? Kamu sakit?sudah ke dokter,?” Sally mulai nyerocos” Aku gak apa apa,…memang kenapa sih? Senang ya kalo aku sakit?’’ jawab Sahara malas. masih tertelungkup ditempat tidur.” Habis aku kangen tau?” kata sally sedikit berteriak. Sahara bangun dari tidurnya kemudian menyilangkan kedua kakinya.” Kamu kayak kebakaran jenggot aja, akhir akhir ini aku lagi males keluar….” Jawab Sahara lagi” Tumben kamu jadi anak rumahan gitu? Kamu inget Zemy ya?’’ Tebak Sally.” Tau akh!” sahut Sahara masih malas malasan. Sinar matahari yang hangat menerobos masuk melalui jendela kaca kamarnya. Kemudian ia melirik jam yang tergantung di dinding. Jam 8.25.” Sar kamu masih inget Ben gak?”Tanya sally antusias.Sahara mengeryitkan dahinya,”Ben?” “ Iya Ben,Cowok yang satu perjalanan dengan kita waktu kita tour wisata ke Bali Delapan Bulan lalu…Masih ingat?” terang sally,Sahara menyisir rambut dengan jemarinya,ia coba untuk mengingat cowok yang barusan disebut sahabatnya itu.” Sar…halloooo,kok diem?” “ iya aku disini, Ben yang mana sih? Aku sudah lupa tuh?” “ Ya ampun kamu kok jadi pikun begitu sih Sar…!!” nada Sally terdengar sewot.” Bentar coba aku ingat lagi ya?..” bujuk sahara menenangkannya agar tidak sewot.” Kamu masih menyimpan bandulan Perak yang memuat photomu gak?” terang sally sekali lagi. Astaga Iya…tiba tiba Sahara tersentak dan langsung ingat sesuatu yang sudah lama ia simpan, bandulan Perak itu? Sahara langsung jadi ingat Cowok yang bernama Ben itu. Ben teman perjalanan yang menyenangkan sewaktu mereka tour delapan bulan yang lalu.Sorot mata Ben mengingatkannya pada Zemy.tajam tapi teduh.aduh kenapa aku jadi lupa ya? Sahara membathin.” Hallooooo” “ Iiiiya haloo….” Jawab sahara tergagap “ Aku ingat sekarang, Ben yang selalu mengawal kita kemana kita pergi dulu toh?” Terang Sahara sambil beringut dan bangkit dari duduknya,tangan kanannya meraih handle laci meja dan membukanya. Kemudian mengeluarkan kota kecil yang berisi bandulan perak pemberian cowok yang baik itu. “ Sekarang dia ada di Jogjakarta , semalam dia telpon aku katanya dia mengundang kita untuk datang dalam peresmian galerrynya…?” kata Sally gembira “ Oh ya?..kapan itu? Besok lusa, dan dia sudah menyediakan tiket kelas utama untuk kita?” “ Gila!..yang bener kamu?” “Sumpah! Kita tinggal ambil di travel agen aja…kesana Yuk..!!! Bukankah kamu sudah lama gak pergi kesana?” ajak Sally berharap.Sahara menarik nafas panjang,bila ia pergi kesana itu sama saja menelusuri jejak cerita masa lalunya dulu bersama Zemy. Bayangan zemypun selintas melintas dibenaknya. “ Mau ya..soalnya Ben sangat mengharapkan kita untuk datang!…Mau ya Please?” Pinta Sally sedikit merengek. Sahara diam sesaat menarik nafas panjang mempertimbangkan itu. Ia tidak yakin apakah bisa pergi kejogja tanpa kembali mengingat kenangan indahnya dulu. Masihkah kenangan itu tertinggal dikota yang penuh dengan keindahan dan kisah manisnya? Sebenarnya Ia sudah bisa melupakan semua perjalanan masa lalunya, menata kembali kehidupannya yang sempat terhenti sejak meninggalnya Zemy dalam sebuah kecelakaan pesawat Setahun lalu. Akh,betapa getirnya bila harus kehilangann orang yang sangat dicintai. Tapi Iapun tidak ingin terus berlarut larut dalam kesedihan. Jogja adalah salah satu tempat terindah yang pernah mereka kunjungi dan itu sama halnya mengembalikan bayangan masa lalu ke pelupuk matanya? Apakah aku bisa? Bathin sahara keluh.” Sarrraaaa…hoiiiiii….” Teriak Sally kencang membuat telinganya panas…” Aduuuh aku bisa tuli tau!” Sahara membalas ucapan Sally dengan kencang “ “ hehehehe….habisnya diajak ngomong malah melamun, gimana jadi gak? Sekalian kita refreshing oke?!” “ Iya de….tapi aku harus ijin sama mama dulu ya…” jawab Sahara mengiyakan. “ Nah gitu donk…That’s My best friend….Da…jangan lupa besok lusa ya…!” Klik telepon ditutup Sally.Sahara tercenung dan meletakkan gagang telepon dengan perlahan.kemudian dia membuka kotak kecil yang berisi bandulan perak.Benda itu pemberian Ben ketika di Bali dulu bentuknya seperti hati dan ujungnya ada rantai yang terbuat dari perak murni. Aneh, Kok tiba tiba cowok itu mengundang mereka untuk datang kesana? Padahal mereka kenal hanya sebatas teman perjalanan saja. Sahara mulai berpikir,herannya lagi kok dia masih ingat?padahal ia sudah melupakannya termasuk bandulan Perak yang mirip dengan kalung pemberiannya tersebut ia simpan dalam laci lemarinya. Sahara duduk dibibir ranjang memandangi bandulan itu jemarianya membukanya menjadi dua bagian didalamnya bisa menyimpan foto ukuran kecil. “ itu bagus…!” itu kalimat pertama Ben ketika Sahara tengah memilih milih souvenir di salah satu toko yang menjual barang - barang hiasan dan cindera mata..” kamu bisa menyimpan kenangan didalamnya “ katanya Lagi sambil tersenyum. “ Kok bisa? “ Tanya Sahara tak mengerti.” Buka saja jadi dua bagian kamu bisa menyimpan fotomu dan foto orang yang kamu cintai disana..” Sahara membelahnya menjadi dua bagian.” Bagus bukan?” Sahara mengangguk dan tersenyum “ aku harap kamu gak menolak bila itu aku belikan untukmu?” Ben tersenyum lagi, senyum yang manis walau sorot matanya sekilas menampakkan kelelahan. “ terima kasih tapi…” “ Sssttt jangan menolak aku tulus kok, ya hitung hitung sebagai kenang kenangan kita” sela Ben lagi.membuatnya tidak bisa berkutik. “ kamu sudah sering ikut tour wisata seperti ini?” Tanya Ben saat mereka berdua menelusuri pantai Kuta sore itu. Hembusan angin yang sedikit kencang memainkan ujung rambutnya yang ia biarkan lepas bebas.” Gak juga ini aku diajak Sally…” terang sahara sambil melirik kearah cowok itu, Bibir Ben membentuk huruf O.” kalo kamu? “ Sahara balik bertanya. “ aku?…” Ben diam sejenak.” Ya sekedar ingin melepaskan bayangan kisah…” ujarnya datar.” Maksudmu…?” Tanya Sahara lagi tak mengerti..” tempat ini menjadi sejarah kami dulu…?” kata Ben sedikit tersekat membuat kalimatnya terpotong “ Kami?” kembali sahara bertanya? “ Iya aku dulu pernah dekat dengan seorang gadis, kami saling mencintai, banyak sudah waktu yang indah telah kami habiskan bersama…tapi sayang semua itu harus berakhir…” nada suara Ben terdengar gemetar seolah menahan kesedihan yang teramat dalam. Sahara diam tidak melanjutkan pertanyaannya. Iapun menoleh kearah matahari yang mulai tenggelam sambil menyilangkan kedua lengannya.” Dia meninggal dalam sebuah kecelakaan pesawat yang membawanya pulang dari Amerika…” Ben melanjutkan ceritanya .mendengar kata katanya barusan Sahara menarik nafas menahan terkejutnya. Lalu Sahara berhenti sejenak. Ben menoleh kearahnya “ Kenapa?” Tanya Ben “ Enggak! Enggak papa kok…?” Jawab sahara mengelak pertanyaan cowok itu. Jujur saja cerita Ben mengembalikan pikirannya dengan Zemy. Kenapa kok ceritanya bisa sama? Aneh, Sahara masih terdiam tidak habis pikir, benar benar suatu kebetulan dia bertemu dengan orang yang senasib dengan dirinya.” Dulu kami sering kemari menikmati sunset dan merasakan terpaan angin disini..” Ben melanjutkan ceritanya sementara itu matahari sudah mulai menyentuh permukaan laut, warnanya jingga kemerahan. Di salah satu pondok mereka berhenti dan sama sama menghadap kelaut, saat saat indah itu tidak ingin mereka lewatkan. Melihat sunset di pantai kuta sungguh sangat indah, itulah alasannya kenapa ia mau ikut ketika Sally mengajaknya tour. Mereka berdua berdiri bersisian. Kebisuan menyergap diantara mereka.hanya deru angin yang semakin terdengar kencang. Ben menunduk mengambil batu kecil dan melemparkannya ke laut.” Apa kamu pernah mengalami seperti apa yang aku alami?” tiba tiba saja pertanyaan seperti itu meluncur dari mulut Ben. Sahara menoleh, menatapnya. Mereka beradu pandang..Ya Tuhan Mata itu? Kenapa mengingatkan Dia yang sudah pergi?,” bila kamu pernah mengalaminya kamu termasuk orang yang istimewa,…” “ Kok Bisa?” “ Tidak semua manusia diberikan cerita pahit namun indah…,apa yang aku alami dulu itu merupakan sesuatu yang sangat berharga walaupun aku harus kehilangannya….” Sahara diam menyimak omongannya.” Hidup adalah sebuah waktu yang membawa kita pada sebuah cerita, perjalanan panjang yang kita sendiri tidak tahu kapan berakhirnya., manis pahit semua itu adalah bunga kehidupan yang harus kita terima, meskipun terkadang aku tidak bisa menerima kenyataan ini, namun tidak ada yang bisa mengembalikan sejarah masa lalu seseorang…” terangnya lagi.” Itu rahasia Tuhan yang kita tidak mengerti” Desahnya kemudian menarik nafas panjang.” Ada kalimat yang sangat indah dari Khalil Gibran, Semakin dalam rasa sakit yang kita rasakan, Semakin dalam kebahagiaan yang kita rasakan…” Sahara masih diam mendengar omongan Ben, matanya menatap nanar ke arah matahari yang sudah tenggelam separuh. “ itu membuatku semakin yakin bahwa hidup tidak perlu ada yang disesali, potongan potongan kisah yang pernah kita alami biarlah menjadi bingkai perjalanan indah hidup kita, karena waktu terus berjalan ….” Kalimat demi kalimat yang meluncur dari cowok itu begitu menyentuh perasaan Sahara. Ben terlihat dewasa sekali. Sorot matanya yang menyimpan luka yang dalam dapat dia sembunyikan dalam masa masa perjalanan hidupnya. Ben sosok pemuda yang hebat yang bisa mengatasi persoalan hidup yang berat. Sejak saat itu mereka menjadi dekat. Sepanjang perjalanan mereka bertiga menjadi sahabat yang menyenangkan. Entah kenapa kok Ia bisa melupakan sosok Ben yang sudah memberinya sedikit kehidupan baru?…Sahara Masih tercenung sampai akhirnya tersadar ketika bandulan Perak itu lepas dari tangannya. Kemudian Ia bergegas keluar kamar mencari mamanya minta ijin untuk pergi ke Jogja.
*******
Detak jantung Sahara semakin kencang saat taksi yang mereka tumpangi semakin dekat dengan gallery milik Ben.kenapa tiba tiba aku jadi gelisah? Sahara menggigit bibirnya.menahan gejolak hatinya yang mulai berkecamuk, ada getaran aneh yang ia rasakan,entah getaran apa itu, namun semakin ia ingin membuang perasaan tersebut semakin kuat pula gejolak hatinya bermain dengan bayangan wajah Ben. Oh My God…apakah aku jatuh cinta kepadanya? Sally yang duduk disebelahnya jadi heran dengan tingkahnya yang sedikit aneh.” Ada apa Sar..? kamu kok gelisah begitu?” selidiknya “ Gak apa apa Kok, masih jauh ya?” jawab sahara mengalihkan pembicaraan.” Bentar lagi kok paling lima menit kita sudah sampai, sudah gak sabar ingin ketemu Ben Ya?” selidik Sally nakal. “ Huh kamu…” Sahara mencubit lengan sahabat karibnya itu pelan. Sambil membuang wajahnya keluar jendela mobil, ia tidak ingin wajah meronanya dilihat Sally bisa bisa jadi bahan ledekan nanti. Setelah melewati beberapa tikungan akhirnya merekapun sampai ditujuan. Begitu turun dari taksi debar jantung Sahara semakin Kencang, Ya Tuhan tolong aku, kenapa tiba tiba perasaanku jadi seperti ini. Sahara menjadi gugup sebelum masuk sahara sempat berhenti sebentar dan mengelus dada menenangkan gejolak hatinya. Sally yang melihat itu jadi tersenyum.pasti telah terjadi sesuatu yang luar biasa.bathinnya menatap Sahara. “ Ayo masuk…!” gandeng sally cepat dan berbaur dengan pengunjung yang sudah ramai melihat lukisan lukisan yang terpajang di dinding. Oh ternyata Ben seorang pelukis juga? Pantas saja dia begitu mngerti soal kehidupan. Sapuan sapuan kuas yang dia tuangkan kedalam kanvas menunjukkan karakteristik pelukisnya. Separuh Ruangan sudah mereka lalui namun Batang hidung Ben Belum nampak juga. Sahara dan Sally saling pandang. “ kok Ben gak ada Sal?” Tanya Sahara.” Aku disini…” Tiba tiba sebuah suara terdengar dibelakangnya. Sahara Menoleh, dilihatnya cowok itu ternsenyum manis,sungguh keren penampilan Ben malam ini.setelah jas warna biru tua dikombinasi baju kaos dan celana jean Warna Cream membuat cowok itu semakin tampan.” Apa kabar Sahara?..” sapanya Ramah. “ Babaaaik…” jawab sahara terbata bata.” Aduh Sar..santai aja lagih?” celetuk Sally sambil meliriknya.” Terima kasih kalian sudi datang kemari.” Ucapnya lagi. Sahara tersenyum dan menembarkan padangan matanya. Sekilas ke setiap sudut ruangan itu. Begitu matanya tertuju di sudut sebelah kanan Sahara terkesiap melihat sebuah lukisan yang besar sekali lebih besar dari lukisan lukisan yang lain. Bibirnya terkatub rapat tak mampu berkata apa apa. Ya Tuhan…itukan?….” Iya itu kamu yang dilukis Zemy Dua Tahun lalu..” Ben berkata seolah tau apa yang ada dalam pikirannya saat itu.” Zemy?” Tanya Sahara terbata.” Iya Ini semua lukisan Zemy…” terang Ben lagi. Sahara semakin tak kuasa menahan perasaannya, haru bahagia bercampur jadi satu, Ia mencoba tersenyum seakan tidak percaya dengan semua ini. “ Semua ini atas permintaan Zemy , Dia adalah sepupuku, dan diapulalah yang meminta aku untuk membangun gallery ini untuk kamu…” Ben menjelaskan lagi. Ya Tuhan Zemy lakukan semua ini untuknya? Sahara tidak percaya,lalu lmencubit tangannya sendiri seolah menyakinkan dirinya apakah ini sebuah mimpi atau kenyataan..” Sehari sebelum Zemy pergi dia berpesan kepadaku untuk mejual sebagian lukisannya untuk membangun sebuah gallery kecil milik pribadi yang bisa kamu tempati, aku menyanggupi keinginannya itu” Ben diam sesaat “ Zemy sangat mencintai kamu Sahara, ia tidak ingin melihat kamu bersedih setelah kepergiannya….dan Zemy memintaku untuk menjagamu..” Ben berkata pelan wajahnya agak tertunduk. Sahara memandang Sally sesaat, Sally menyikut lengannya. Mengisyaratkan sesuatu. “ Tapi Ben…” kalimat sahara masih terbata bata.” Tidak mengapa bila kamu tidak berkenan, aku hanya menyampaikan keinginan sepupuku itu agar dia tenang dialam sana” kali ini Nada suara Ben terdengar Lirih. Dia tau pasti Sahara akan menolaknya.” Zemy saudaraku yang paling baik , kami menghabiskan masa kecil bersama, sampai kami lulus SMA.., keinginanku satu satunya adalah memujudkan semua impiannya…” tanpa terasa air mata sahara mengalir perlahan dari sudut matanya. “ Sahara semua ini milikmu, kamu bisa mengabaikan keinginan terakhir zemy yang memintaku untuk menjagamu…” Ben melangkah perlahan meninggalkannya yang masih hanyut dalam keharuan. Sally menyikut bahunya dan menganggukkan kepala tanda setuju. Sahara diam sesaat “ Ayo Sar…sudah bukan waktunya lagi kamu menyusun kepingan kepingan kisah masa lalumu…sekarang sudah waktunya kamu menyusun kepingan kepingan masa depanmu…” Bujuk Sally pelan. Lalu mendorong tubuhnya menyusul Ben yang meninggalkan gallery tersebut. Akh…inikah hadiah yang diberikan Tuhan kepadanya atas segala ketabahannya menghadapi kehidupan ini? Terima kasih Tuhan Engkau telah menuntun hidupku. Ucap bathinnya bersyukur. Lalu bergegas menyusul Ben “ Ben…..! “ Panggil Sahara setengah berteriak…Ben berhenti dan menoleh kearahnya. “ Aku mau kau menjagaku…!” sambung sahara tersenyum bahagia. Ben berlari kearahnya dan memelukknya erat erat. Akh…ternyata hidup itu indah…seindah sunset yang mereka saksikan dulu…seindah bayangan kasih yang sudah tertuang dalam lukisan alam…Terima Kasih Tuhan……….
SELESAI

MENARILAH BERSAMA ANGIN

Bila Angin merapat dalam dekapanmu,raihlah lengan mungilnya, ajaklah menari, mengibas sribu persoalan yang diam menyusup dalam bathinmu...
Bila Angin mengajakmu pergi, ringankanlah langkah kakimu, menelusuri bibir pantai yang penuh semak dan duri..
Bila Angin Jauh Darimu, Jangan tinggalkan harapanmu terpuruk dalam ketiadaan..Menarilah seperti biasanya...
Bila Angin berhembus sepoi, katakan sayang, agar belaiannya semakin membuai jiwa..
Kepada Angin dan Burung burung...Menarilah dengan gelak tawamu yang manis, rentangkan kedua lenganmu, dekap dalam setiap mimpi mimpimu....

SAAT CINTA TERDAMPAR DIPARUH BAYANG

Meniti titian Bambu di hutan cemara disuatu pagi yang sunyi, aroma tanah masih menebar saat hujan tlah berhenti,sapuan angin mencubit Tulangku yang kram menahan dingin semalam, ketika Bulan tak mampu menghiburku dengan nyanyian cintanya yang senantiasa selalu bisa aku nikmati manakala aku sedang ingin sendiri...
Sisa Embun pagi masih tersisa diatas daun putri malu, berkilau redup sebelum matahari merengutnya. Masihkah tersisa, masa masa indah bersamamu, menepis jengah berpagut Lara yang tak pernah usai?..
Entah untuk yang keberapa aku menelusuri Hutan cemara ini, Namun aku belum juga menemukan Bayang Bayang wajahmu kembali...mengais Sisa sisa kenangan bersamamu...takkan pernah terlupakan..
Akh...Haruskah jejak cerita Indah itu tertinggal? dan hanya menjadi bingkai perjalanan hidup antara kita?...
Ketika Cinta Terdampar di Paruh Bayang Bulan....aku masih menelusuri kesendirianku tanpamu disisiku..

Sebongkah Cinta Di Tanjung Klayang

Kau tergelak ketika aku sadar bila aku tlah salah masuk ruangan, barisan gigimu yang putih sengaja Kau pamerkan dengan sorot yang begitu mempesona, Damn...Sungguh aku langsung Jatuh cinta..
Entah sudah berapa lama kau nikmati ketololanku saat itu, aku hanya bisa menyeringai gak enak hati. Sejurus kemudian kau tawarkan coklat persahabatan, Kau Tau? terus terang aku masih ragu saat itu,apakah itu memang sebuah tawaran atau hanya sebuah bayaran untuk kecerobohanku, tapi aku senang kau lakukan itu
Begitu matahari mulai redup,kita ayunkan sepeda menelusuri jalan aspal di sudut pantai kota kecil diujung pulau Belitung. Renyah kau senandungkan nyanyian cinta dengan iringan ombak bersinggasana putih yang biasa jadi tempat kita bermain dan memburu " kijing "
Sayang, dinding dinding hari sudah tidak mampu menahan debur dan dentuman hasratku tuk senantiasa memainkan busur dan panah cinta amor ke dalam jantungmu. Tapi entah kenapa selalu saja aku tak mampu tuk melakukan itu..dan yang bisa aku lakukan hanyalah menikmati indahnya wajahmu..
Kamu Tau Sayang? aku baru saja menemukan catatan catatan kecil yang dulu selalu aku lukis dalam benakku yg paling dalam, dan aku coba menguasnya kembali dalam kesendirian di bibir dermaga tempat dulu kita menabur kisah kisah kita?
Entah dimana aku bisa menemukan gelak pertamamu kembali, apakah masih kau ayunkan sepedamu dengan riang dan mengubur sgala dukaku? berpacu dengan derai rambutmu dan nyanyian laut? tentang sebuah kisah kecil di sebuah kota pantai di ujung pulau Belitung.
Sayang...ini ke sejuta bait ku tabur di sisi dermaga cinta yang sepi,meski Engkau tak lagi ada..namun bayangan wajahmu kan selalu tergambar di tenangnya laut di setiap senja berkabut.

HAMPA YANG LARA

Kau Mainkan Lagi Music box sebagai teman kesunyianmu, menambatkan biduk kecil yang lelah mengarungi sepinya ombak,diamnya Bayu dan redupnya sunset..
Irama merdunya masih terus mengalir, merasut dalam perih duka seolah tak berkesudahan, dalam diam,pijar lentera kau nyalakan disudut ruang rindu yang penuh dengan siluet dan ode tentang lara hati..
Bersiboroklah mata, menusuk dalam dikedua bola matamu yang tak bisa menahan kekosongan tentang sosok yang sudah bersemayam sejak lama di hatimu yang kosong...
Nyalakanlah lilin, bukalah jendela hatimu,dan tebarkanlah seribu harum bunga di setiap sudut hatimu..., lantunkanlah Sajak Sajak jingga tentang cinta disaat masih bersama, aku yakin kekosongan itu takkan lagi ada...