Rabu, 09 Januari 2008

Sebongkah Cinta Di Tanjung Klayang

Kau tergelak ketika aku sadar bila aku tlah salah masuk ruangan, barisan gigimu yang putih sengaja Kau pamerkan dengan sorot yang begitu mempesona, Damn...Sungguh aku langsung Jatuh cinta..
Entah sudah berapa lama kau nikmati ketololanku saat itu, aku hanya bisa menyeringai gak enak hati. Sejurus kemudian kau tawarkan coklat persahabatan, Kau Tau? terus terang aku masih ragu saat itu,apakah itu memang sebuah tawaran atau hanya sebuah bayaran untuk kecerobohanku, tapi aku senang kau lakukan itu
Begitu matahari mulai redup,kita ayunkan sepeda menelusuri jalan aspal di sudut pantai kota kecil diujung pulau Belitung. Renyah kau senandungkan nyanyian cinta dengan iringan ombak bersinggasana putih yang biasa jadi tempat kita bermain dan memburu " kijing "
Sayang, dinding dinding hari sudah tidak mampu menahan debur dan dentuman hasratku tuk senantiasa memainkan busur dan panah cinta amor ke dalam jantungmu. Tapi entah kenapa selalu saja aku tak mampu tuk melakukan itu..dan yang bisa aku lakukan hanyalah menikmati indahnya wajahmu..
Kamu Tau Sayang? aku baru saja menemukan catatan catatan kecil yang dulu selalu aku lukis dalam benakku yg paling dalam, dan aku coba menguasnya kembali dalam kesendirian di bibir dermaga tempat dulu kita menabur kisah kisah kita?
Entah dimana aku bisa menemukan gelak pertamamu kembali, apakah masih kau ayunkan sepedamu dengan riang dan mengubur sgala dukaku? berpacu dengan derai rambutmu dan nyanyian laut? tentang sebuah kisah kecil di sebuah kota pantai di ujung pulau Belitung.
Sayang...ini ke sejuta bait ku tabur di sisi dermaga cinta yang sepi,meski Engkau tak lagi ada..namun bayangan wajahmu kan selalu tergambar di tenangnya laut di setiap senja berkabut.

Tidak ada komentar: